Sukses

SBY: Pengumuman Menkeu Satu Dua Hari Lagi

Presiden Yudhoyono akan mengumumkan nama calon menteri keuangan yang baru menggantikan Sri Mulyani Indrawati dalam waktu satu hingga dua hari ke depan.

Liputan6.com, Kuala Lumpur: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengumumkan nama calon menteri keuangan yang baru menggantikan Sri Mulyani Indrawati dalam waktu satu hingga dua hari ke depan. "Dalam waktu dekat akan saya tentukan siapa menteri keuangan baru menggantikan Ibu Sri Mulyani Indrawati," kata Presiden Yudhoyono dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (18/5) malam.

Kepala Negara mengatakan menteri keuangan baru itu pastinya akan bekerja sekeras dan secakap Sri Mulyani selama lima tahun terakhir. "Tentu tokoh itu yang saya pandang cakap untuk menangani kebijakan fiskal, melanjutkan reformasi pajak, reformasi bea cukai, dan meningkatkan akuntabilitas keuangan negara," tutur Presiden.

Figur yang dipilih untuk posisi Menkeu, imbuh Presiden Yudhoyono atau SBY, juga harus bisa berkontribusi dalam kerja sama ekonomi global seperti G20 dan APEC. "Dan tentunya di atas segalanya saya yakini integritasnya, kapabilitasnya," ujar Presiden, seperti dikutip Antara. Menurut SBY, sosok yang ia pilih untuk menjabat menteri keuangan tentunya bukan orang yang asing dengan dunia keuangan dan juga pergerakan sektor riil, moneter, dan kebijakan fiskal [baca: Menkeu Baru, Sosok yang Dikenal Pasar].

"Insya Allah figur yang saya pilih memenuhi kriteria itu dan dengan demikian pasar saya harapkan bisa memberi respons positif," katanya. Presiden dalam kesempatan tersebut sekaligus membantah isu yang mengatakan dirinya sengaja melobi Bank Dunia agar Sri Mulyani terpaksa melepas jabatan menteri keuangan untuk menduduki posisi direktur pelaksana di markas pusat Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat. "Wah, hebat betul SBY bisa lobi Bank Dunia," ujar Presiden.

Menurut Yudhoyono, proses kepindahan Sri Mulyani ke Bank Dunia sangat gamblang dan terang bahwa Bank Dunia memang melirik menteri keuangan selama lima tahun itu dan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick pun akhirnya meminta secara resmi kepada Presiden melalui surat dan lisan. "Saya jelaskan seperti itu persoalannya. Tidak ada yang bisa menekan saya, tidak boleh ada yang menekan saya. Harus jernih mengangkat dan menghentikan menteri karena itu hak prerogatif Presiden, tidak boleh ada kaitan dengan apa pun. Prosesnya terang dan kemudian semua bisa dipertanggungjawabkan," ujar Presiden.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.