Sukses

Presiden Tinggalkan Suramadu, Warga Menyerbu

Warga menyerbu lokasi peresmian Jembatan Suramadu di Bangkalan, Madura, sesaat setelah Presiden Yudhoyono meninggalkan lokasi. Sejarah mencatat 10 Juni 2009 sebagai akhir dari impian panjang menyatukan Jawa-Madura.

Liputan6.com, Bangkalan: Sesaat setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan lokasi peresmian Jembatan Suramadu di sisi Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (10/6), warga langsung menyerbu tempat tersebut. Banyak warga menjajal jembatan dengan mengendarai mobil ataupun sepeda motor. Bahkan, pejalan kaki tak mau ketinggalan menikmati pemandangan dari jembatan terpanjang di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara tersebut.

Impian panjang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura, kini jadi kenyataan. Ide mega proyek ini terlontar sejak 1960-an. Sejak itu pembangunan Suramadu dirintis bertahap melalui silih bergantinya masa pemerintahan. Gayung bersambut di era Soeharto, tepatnya tahun 1986, lewat kajian mendalam soal ide penggabungan Sumatra-Jawa-Bali. Hasilnya, menghubungkan Jawa-Madura adalah yang terlayak.

Pada 1990-an, studi pendukung dan teknis dimantapkan dengan bersekutu bersama ilmuwan Jepang. Kota Surabaya ketika itu dikenal memiliki pelabuhan tersibuk kedua setelah Jakarta. Tujuan memperluas Kota Pahlawan sebagai kota metropolitan pun kian meletupkan keinginan mendirikan jembatan penghubung. Tapi apa daya. Imbas multikrisis 1997 menangguhkan segalanya.

Inisiasi pembangunan jembatan berlanjut pada 2003. Lewat keputusan presiden saat itu, Megawati Sukarnoputri, pembangunan jembatan dinyatakan bisa dilanjutkan. Proses pembangunan sempat terseok lantaran dana yang kembang kempis. Tapi akhirnya, sejarah mencatat 10 Juni 2009 sebagai babak baru Jawa Timur-Madura. Terhitung nyaris Rp 5 triliun dikeluarkan.

Bentangan Suramadu kini bak Golden Gate di San Francisco, Amerika Serikat. Kokoh berdiri sepanjang 5,4 kilometer. Kebanggaan warga Jatim, Madura, dan segenap rakyat Indonesia. Tinggallah satu mimpi yang harus dikejar. Yakni, mereduksi ketimpangan sosial yang selama ini terjadi antara Jawa dan Madura.(IKA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.