Sukses

Mencari Serpihan Adam Air

Kerja keras 330 tim penyelamat dibantu ratusan warga seperti menemui jalan buntu. Besar kemungkinan semua penumpang sudah tewas, bahkan sebelum pesawat menyentuh permukaan laut.

Liputan6.com, Jakarta: Lautan adalah salah satu misteri tentang kekuasaan Sang Maha Pencipta. Air dan makhluk hidup di dalamnya adalah bukti kekuasaan itu. Dua puluh dua hari pascahilangnya pesawat Adam Air, di antara wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, beberapa keluarga korban masih diliputi rasa penasaran. Mereka terus bertanya? Di manakah sebenarnya keberadaan burung besi itu.

Pesawat Adam Air mengangkut 102 penumpang dan awak kabin. Keberadaan mereka kini masih gelap. Bahkan kerja keras 330 tim penyelamat dibantu ratusan warga seperti menemui jalan buntu. Besar kemungkinan ratusan penumpang Adam Air sudah tak lagi bernyawa [baca: Keluarga Korban Adam Air Mendapatkan Rp 550 Juta].

Mungkin, di antara keluarga korban, hanya Jerry dan Julius yang masih menyimpan asa. Meski lebih banyak didasari rasa penasaran, mereka terus mencari orang-orang yang dicintainya di sekitar perairan Selat Makassar, Kabupaten Barru, Sulsel. Jerry adalah adik kandung Pilih, sedangkan Julius adik kandung Allowisius. Pilih dan Allowisius adalah dua di antara 96 penumpang Adam Air yang raib 1 Januari 2007.

Pesawat Boing 737-400 Adam Air bernomor penerbangan KI 574 terakhir kali meninggalkan Bandar Udara Djuanda, Surabaya, Jawa Timur, 1 Januari 2007 sekitar pukul 13.00 WIB. Satu jam mengudara, pesawat yang sedang menuju Manado, Sulawesi Utara, itu terhantam angin dari samping (cross wind) berkekuatan 130 kilometer per jam di ketinggian 35 ribu kaki. Sejak itulah keberadaan pesawat yang dipiloti Revri Agustian Widodo ini tak terdeteksi radar.

Kabar hilangnya pesawat Adam Air cepat menyedot perhatian, termasuk warga di pesisir Selat Makassar, termasuk nelayan di Desa Babana, Pinrang. Mereka, secara swadaya, langsung berusaha mencari bangkai pesawat yang diperkirakan terpendam di dasar laut. Mereka terus mencari, bahkan hingga berita ini disusun. Mereka berharap bisa menemukan serpihan bangkai pesawat.

Tidak mudah memang mendeteksi keberadaan bangkai Adam Air. Apalagi dengan alat sederhana yang biasa digunakan warga. Tak hanya membuat repot para tim pencari, misteri hilangnya pesawat Adam Air juga membikin sibuk pakar desain, operasi, dan perawatan pesawat dari Institut Teknologi Bandung. Mereka terus menggelar simulasi untuk mencari jawaban seputar hilangnya pesawat Adam Air.

Setelah berlangsung beberapa kali, mereka akhirnya mendapatkan perkiraan tentang kondisi terakhir pesawat, perkiraan jatuhnya pesawat sampai nasib penumpang. "Kemungkinan pesawat sudah pecah di udara," kata Hisar M. Pasaribu, pakar desain, operasi, dan perawatan pesawat.

Tak ada yang bisa menerka nasib seseorang, memang. Namun Hisar menduga, besar kemungkinan semua penumpang sudah tewas. Bahkan sebelum pesawat menyentuh permukaan laut. "Tekanan udara di atas sangat tipis," ungkap Hisar.(ICH/Tim Potret SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini