Sukses

Suku Bajo di Teluk Tomini

Warga suku Bajo di Teluk Tomini, Gorontalo, memiliki kebersamaan dan membedakan mereka dengan warga sesukunya yang tinggal di daerah lain. Mereka terbiasa bergotong royong mencari ikan dengan imbalan sederhana.

Liputan6.com, Teluk Tomini: Suku Bajo adalah puak perantau yang dikenal tak pernah lepas dari laut. Sebab pada lautlah mereka menggantungkan hidup. Jauh sebelum peradaban modern menyentuh Teluk Tomini di pesisir selatan Gorontalo, mereka telah membangun kehidupan baru di tempat ini. Nenek moyang mereka adalah suku Bajo yang bermukim di Negeri Johor, Malaysia.

Konon nenek moyang mereka merupakan tulang punggung maritim Kerajaan Sriwijaya. Syahdan, mereka harus mengarungi laut dan meninggalkan desa karena raja memerintahkan untuk menemukan putrinya yang hilang. Namun sang putri gagal ditemukan sehingga mereka memutuskan menetap di pesisir Teluk Tomini hingga kini.

Saat pagi menjelang, aktivitas melaut pun dimulai. Tak hanya kaum pria, namun perempuan dan anak-anak juga tak ketinggalan. Karena terbiasa dengan kehidupan laut, jangan heran bila mereka begitu cakap menangkap ikan. Para prianya mahir menjaring, menombak, dan memanah ikan. Ada juga kaum perempuan yang merawat rumput laut. Sebagian besar warga di sini mendirikan rumah panggung di tengah laut. Sementara dulu mereka hidup di atas perahu.

Namun berbeda dengan warga Bajo lain, penduduk suku di tempat ini memiliki kebersamaan yang lebih erat. Mereka pun terbiasa bergugur gunung mengumpulkan ikan dengan hitungan imbalan yang sederhana. Hal ini sedikit banyak melunturkan prinsip antara atasan dan bawahan.

Menjelang Magrib usai lelah mencari ikan, mereka kemudian muncul di daratan. Mereka berbaur dengan suku lain sehingga dialek pun bercampur dengan dialek Gorontalo. Hal ini sebenarnya tak mengherankan. Sebab warga suku Bajo dikenal ramah dan mampu beradaptasi dengan warga suku lain. Hubungan harmonis ini kemudian bisa terlihat di tempat pelelangan ikan. Misalnya di kawasan Goalemo. Warga suku yang dikenal sebagai pemeluk Islam taat ini saling berbaur dengan penduduk suku lain melakukan aktivitas pelelangan.

Keesokan harinya saat matahari kembali menyinari Teluk Tomini, mereka kembali sibuk dengan kegiatan rutin. Kini penduduk suku ini dimukimkan di daratan sehingga mereka merasa menjadi suku daratan. Yang membedakan dengan suku lain di Gorontalo, mereka tetap mendekatkan diri dan menggantung hidup dengan laut. Tentu saja tak lupa dengan penuh kearifan terus menjaga kekayaan Sang Pencipta ini.(MAK/Tim Potret)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.