Sukses

Warga Tionghoa Memperingati Ceng Beng

Tahun ini warga Tionghoa di Tanah Air memperingati Ceng Beng, sebuah tradisi untuk menghormati arwah leluhur dengan menziarahi makam mereka.

Liputan6.com, Medan: Setelah memperingati Hari Raya Imlek warga Tionghoa di Tanah Air kembali memperingati tradisi tahunan yang lain, Ceng Beng. Ini adalah sebuah tradisi untuk menghormati arwah leluhur yang diekspresikan dengan menziarahi makam-makam mereka. Di Medan, Sumatra Utara, misalnya, warga Cina menyerbu Taman Pemakaman Yayasan Wijaya di kawasan Titi Papan, di pinggiran kota. Tradisi ini dilakukan antara sepuluh hari sebelum dan tujuh hari setelah 5 April. Para penziarah bukan hanya warga Medan tetapi juga dari luar kota.

Seperti disaksikan SCTV, Senin (7/4), prosesi ritual Ceng Beng di pemakaman itu dimulai dari Vihara Pe Kong yang terletak di bagian depan kompleks pemakaman. Mereka berdoa kepada dewa yang menjaga daerah itu melalui medium hio yang dibakar. Setelah itu, makanan dan buah-buahan seperti sesaji serta uang diletakkan di atas pusara makam.

Di sekeliling makam juga ditanam lilin yang dibiarkan menyala hingga tandas. Lilin ini menjadi simbol untuk menerangi arwah leluhur dan keturunannya yang masih hidup agar diterangi hati dan pikirannya. Di atas makam juga diletakkan kertas Bong Cia yang terdiri dari lima warna serta Ong Seng Ci yang ditempelkan di sekeliling makam. Kertas ini sebagai simbol keselamatan.

Ceng Beng juga menjadi ajang berkumpulnya anggota keluarga dari berbagai generasi. Momen ini juga digunakan mereka untuk mempererat ikatan kekerabatan. Hidangan khas dalam tradisi itu adalah kue yang manis. Dengan harapan rezeki dan keturunannya terus berkembang serta senantiasa mendapatkan perjalanan yang mulus tanpa hambatan.

Ziarah kemudian ditutup dengan melemparkan batu Poa Poe. Bila di antara batu yang dilemparkan menelungkup sementara batu lain menengadah berarti doa dan penghormatan mereka diterima. Sebaliknya, bila kedua batu menelungkup atau kedua batu menengadah mereka berfirasat para leluhur tidak berkenan dengan ziarah itu. Selain di pemakaman Yayasan Wijaya, ritual Ceng Beng juga digelar di sembilan kompleks pemakaman lain di Kota Medan.(YYT/Syaiful Halim dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.