Sukses

Gunung Mutis yang Semakin &quotMeranggas"

Perambahan hutan, penebangan liar, dan kebakaran menjadi ancaman utama di Gunung Mutis, Timor Tengah Selatan, NTT. Cagar alam itu memiliki hutan ampupu untuk bahan baku pulp dan kertas.

Liputan6.com, Timor Tengah Selatan: Provinsi Nusatenggara Timur memiliki obyek wisata dan cagar alam yang kaya dengan flora dan faunanya. Misalnya, Gunung Mutis dengan ketinggian 2.427 meter di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Meski kurang dikenal, kawasan cagar alam ini memiliki hutan ampupu atau Eucalyptus Urophylla terluas di Indonesia, yaitu sekitar 30 ribu hektare. Ampupu selain berfungsi sebagai tanaman penghijauan, juga digunakan untuk bahan baku industri pulp dan kertas. Sayang pemukiman penduduk yang terus melebar diprediksikan berpotensi merusak keberadaan cagar alam tersebut.

Koordinator World Wide Fund for Nature NTT Achmad Pua Too, baru-baru ini mengatakan, kerusakan hutan Gunung Mutis lantaran warga sembarangan menebang pohon. Akibatnya, pohon-pohon semakin "meranggas" dan dikhawatirkan rawan kebakaran. Kondisi demikin tentu saja mengganggu kehidupan ternak seperti sapi dan kuda yang berkembang biak secara alamiah di kawasan itu. Belakangan, WWF menyimpulkan ribuan ekor ternak tadi sedikit mengganggu pertumbuhan Ampupu. Hal itu terlihat dari jumlah tegakan ampupu yang tak pernah bertambah.

Kepala Unit Kehutanan Daerah NTT I Dadang Wardhana menambahkan, warga yang kerap berpindah dari satu tempat ke tempat lain juga menjadi penyebabnya. Sebab, lahan yang sudah digarap akan ditinggalkan begitu saja oleh penduduk. "Perambahan hutan semakin meluas. Bahaya erosi akan mengancam tanah," kata Dadang. Terutama bukit-bukit marmer yang mengelilingi cagar alam. Karena investor mulai tertarik menanamkan modalnya untuk menambang marmer. "Itu terjadi sejak 1999," ujar dia.

Tokoh masyarakat NTT F.H. Fobia mengamini cerita Dadang. Menurut Fobia, kegiatan penambangan yang dilakukan lima perusahaan lokal dan asing tadi menyinggung perasaan warga NTT. "Ekosistem Pulau Timor lambat laun terancam rusak parah. Ini ancaman serius," tegas Fobia.

Untuk itu, WWF NTT bersama sejumlah instansi terkait membuat program intensifikasi peternakan dan pertanian. Achmad menjelaskan, saat ini mereka tengah mengusulkan kepada Pemda NTT untuk mengubah status Gunung Mutis dari cagar alam menjadi taman nasional. Dengan begitu, WWF bisa membenahi kesalahan penataan kawasan tersebut. Misalnya dengan menentukan zona pembenahan sesuai fungsi wilayah tanpa harus mengusir penduduk lokal.(KEN/Syaiful Halim)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini