Sukses

'Lautan Damai' untuk HUT ke-69 RI

Video "Lautan Damai" yang diprakarsai oleh sebuah kelompok musik Balada, Bintang Swara Hati dibuat bersama-sama berbagai komunitas

Citizen6, Jakarta Berangkat dari keresahan bathin akan gejolak sosial atas efek politik nasional yang perkembangannya semakin liar dan tidak sehat memaksa kami sebagai pekerja seni khususnya bidang musik memandang bahwa melakukan gerakan nyata adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan.

Kami sebagai pekerja seni memiliki tanggung jawab moral terhadap bangsa ini.

Tahun 2014 yang merupakan ajang Pesta Demokrasi lima tahunan telah berhasil membuat Rakyat Indonesia menjadi terkotak-kotak. "iki bocahku - Kuwi bocahmu" (Bahasa Jawa : ini kelompokku - itu kelompokmu ) menggiring rakyat menuju pertikaian, jauh dari budaya santun dan lupa pada etika kesopanan.sebagai orang timur.

Apakah rakyat ini tak lagi peduli makna perbedaan?

Bhinneka Tunggal Ika, "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya satu kesatuan itu, tidak dipahami sebagai beraneka ragamnya pandangan politik, budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, namun sekarang ini dikelompokkan pada kubu pilihan.

Video "Lautan Damai" yang diprakarsai oleh sebuah kelompok musik Balada, Bintang Swara Hati dibuat bersama-sama berbagai komunitas antara lain; Ormas Oi, Reggae, Punk, Rap, Vespa dan Thunder Rider (sebagai perwakilan kelompok pemuda dan ormas/komunitas kepemudaan) merupakan suatu gerakan moral untuk memberikan pencerahan atas pentingnya rakyat harus mengembalikan jati diri sebagai Bangsa Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945.

Video ini dibuat di berbagai tempat antara lain;   Tempat Pembuangan Akhir Sampah ( TPA ) Piyungan Yogyakarta perwakilan masyarakat Timur, Candi Abang / Bukit Teletubis Yogyakarta mewakili masyarakat Pedesaan/Pegunungan, Pantai Parang Kusumo Yogyakarta perwakilan masyarakat pesisir/Nelayan dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta perlambang masyakat perkotaan.

Dan masing-masing arah mata angin juga dilambangkan dengan warna kain sebagai perbedaan; agama, strata sosial, suku, bahasa dan pandangan politik.

Dengan video ini diharapkan akan tumbuh subur rasa toleransi/saling menghormati diantara setiap warga masyarakat di Indonesia untuk terwujudnya persatuan dan kesatuan. Sikap dan rasa toleransi inilah yang membawa sebuah negara menjadi sejahtera dan damai. Dalam kenyataannya sangatlah berbeda dengan harapan yang diinginkan.

Pengirim:

Tugasmin


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com

Mulai 14 -30 Agustus Citizen6 mengadakan program Menulis Bertopik ke-16: Merdeka ala Anak Gaul berhadiah. Info detail di sini.